wirda dan qumii
Wirda dan Qumii mansur

Di jajaran KOL (key opinion leader) nama perempuan cantik yang satu ini tampaknya sudah menjadi salah satu sosok yang mampu mengispirasi anak millennial. Wirda Mansur yang merupakan puteri pertama Ustad Yusuf Mansur itu bisa dibilang telah sukses di usia muda setelah berhasil mewujudkan impiannya yang tidak hanya menjadi penyanyi, aktris, penulis  bahkan telah memiliki label kosmetik.

Di ranah hiburan,  selebgram yang memiliki followers hingga mencapai 2,6 juta tersebut sempat menelurkan 2 single yaitu  “Cahaya Cinta” dan “Hanyalah Engkau”.  Lagu “ Cahaya cinta “ merupakan langkah Wirda berkenalan dengan industri hiburan lewat film Cahaya Cinta Pesantren (CCP) pada 2016 silam dan ikut menyumbang suara untuk soundtrack film yang diangkat dari novel berjudul sama tersebut.

Setelah disibukkan dengan berbagai hal, baru-baru ini Wirda kembali menghadirkan karya baru bukan dalm bidang tarik suara tapi melalui sebuah buku berjudul A Note A Remember yang berisi quote dan pesan penggugah bagi pembaca, terutama anak muda. Peluncurkan kumpulan tulisan terbaru  Wirda yang bertepatan dengan hari ulang tahunnya itu sepertinya juga ingin membuktikan bahwa kendati dalam masa pandemi Covid-19, namun dirinya masih tetap  menghasilkan karya.

“Isinya ajakan untuk terus bersemangat dan terus optimis untuk melakukan kegiatan positif di tengah keterbatasan,” kata Wirda.

Dalam acara peluncurannya, sang adik sepertinya terinspirasi oleh kakaknya untuk menuliskan kegelisahan hati atas komentar dari pengikutnya di media sosial dengan membuat buku berjudul Finding Myself yang juga diterbitkan penerbit Sunset Road.

“Semoga bisa menjadi teman bagi anak muda yang ingin mencari jati diri dan mewujudkan mimpi mereka,” kata sang adik bernama Qumii tersebut.

Dalam acara jumpa media, keduanya menjelaskan bahwa banyak remaja di Indonesia yang belum memiliki tujuan hidup. Dengan buku yang mereka tulis merupakan sebuah upaya guna menyemangati para generasi penerus bangsa ini agar terlepas dari rasa kegelisahan, rasa sedih dan bagaimana upayanya mencari jadi diri. Buku-buku yang ditulisnya memang sebagai buku remaja dari kacamata seorang remaja muslim. Mereka pun berharap mudah-mudahan bukunya dapat menginspirasi rekan-reman remaja diluar sana. (teks: fan. Foto dok.ist)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here