Sebenarnya, menjadi musisi, menjadi penyanyi, composer atau segala tetek bengeknya yang berhubungan dengan musik, nggak hanya bicara soal teknis, pembelajaran, akademis dan skill semata.
Kalau ada yang berpikir bahwa menjadi musisi adalah sekadar menguasai instrument dengan baik, satu atau lebih alat musik, tampaknya bisa diperdebatkan.
Memang, menguasai instrument musik mungkin bisa disebut “sentral” ketika menjalani profesi sebagai musisi. Tapi ingat, ada hal-hal lain yang bisa membuat lo yang nggak sejago musisi lainnya, tapi bisa berkembang dan justru bisa jadi musisi yang mumpuni.
Ada beberapa hal acuan untuk menjadi seorang musisi yang berkualitas, yang penulis sarikan dari beberapa sumber. Semoga bisa menjadi komparasi untuk memilih yang terbaik. Dan tentu saja ketika memutuskan jadi musisi, jadi musisi yang baik.
1.Aransemen:
Kedengarannya susah, dan ternyata memang nggak mudah. Tapi ketika lo menguasai teori musik dasar, sebenarnya saat itu lo bisa belajar soal aransemen ini. Lakukan eksperimen dengan instrument yang lo kuasai dan mulailah berkreasi dengan musik lo.
2.Aksi Panggung:
Setelah bisa membuat aransemen, cari panggung dan peluang yang bisa membuat karya lo didengar dan diapreasiasi orang. Untuk pemula atau yang baru merintis karir sebagai rockstar atau popstar, penguasaan panggung, komunikasi dengan audiens, adalah pengalaman berharga dan pasti penting.
Kelak, lo bisa memilih panggung mana yang ingin lo main. Dengan catatan, apresiasi terhadap musik lo mulai didapat. Kalau untuk pemula, panggung-panggung lokal dan kecil, bolehlah dicoba sebagai pemanasan.
3.Gabung Ke Komunitas Musik
Mencari komunitas atau lingkungan bermusik yang sehat, tentu akan membuat skill dan kemampuan personalmu meningkat.
Kalau berada di area yang sama sekali nggak ngerti teknis, komposisi dan aransemen, agak sulit tentunya untuk mengembangkan diri. Bergabung dengan band, paduan suara, chamber, atau orkestra, bisa mengasah teknis individu kamu.
4.Intim Dengan Instrumen
Ternyata keintiman dengan alat musik dan instrument yang kita kuasai, memberi satu sugesti untuk bisa memainkannya dengan fun, rileks dan menggunakan hati.
Ini nggak melulu bicara soal waktu belajar yang ditambah, waktu kursus yang digeber, atau latihan ngeband-nya juga ditambah. Tapi lebih kepada ‘perasaan’ memiliki ‘rasa’ dan emosi yang bisa didapat dari instrumen yang dikuasai.
Misalnya, seorang gitaris harus tahu dan paham benar soal string, titi nada yang nyaman dan bisa memainkannya dengan enak dan menyenangkan. Atau seorang pemain biola [violinist] yang mengerti suara instrument itu, seolah sedang menikmati suara itu sendiri. Kepekaan emosional dengan instrument ternyata jadi hal penting.
5.Diversify (kreatif dan unik)
Sebagai seorang musisi, mungkin kita punya acuan musik yang jadi kiblat kita. Tapi mencoba menelisik dan kemudian belajar menikmati musik yang nggak biasa kita dengar, akan membantu wawasan kita. Misalnya lo nggak suka dengan ska, punk atau rock misalnya. Cobalah ‘menyentuhnya’ dengan alat musik lo. Kadang-kadang ditemukan satu ‘kenikmatan’ dan style musik yang enjoy dan fun, dari ketidaksukaan terhadap musik itu sendiri. Paling nggak punya pengalaman baru bermain-main di area yang tidak kita kenal sebelumnya.
6.Mendengar, Mendengar & Mendengar Musik
Melatih kepekaan telinga terhadap musik. Hal ini harus kita latih terus menerus dibanding sekadar bermain musik tanpa juntrungan yang jelas. Di era sekarang yang teknologi udah di depan mata, ada banyak cara dan peluang untuk mendengar dan mengerti sebuah komposisi dengan lebih baik. Ini akan sangat membantu, saat mendengar satu komposisi musik yang mungkin kurang nyaman baik dari karya sendiri atau komposisi milik musisi lain.
7.Diet Musikal
Mungkin istilah ini terasa aneh. Tapi maksudnya begini. Seperti orang yang sedang diet, lo harus fokus dengan instrument apa yang ingin lo mainkan. Itu tentunya untuk mendapat hasil terbaik. Fokus dan berlatih menjadi salah satu acuan untuk menjadi seorang musisi yang baik dan berhasil.
Broh, apa yang udah dibeberin, mungkin hanya sekedar teoritis. Tapi apa yang udah ditulis di atas, berdasar penelitian ilmiah di Inggris loh. Tapi rasanya, di Indonesia pun nggak jauh berbeda bukan? So, udah siap jadi musisi?
*ditulis oleh Alm.Djoko Moernantyo untuk Lesehanmusik.
*editor : ryka / foto : istimewa
