Entah udah berapa kali penyanyi yang kini berjuluk The Godfather of Broken Heart ini menggagahi Ibukota lewat musik campursari yang diusungnya. Jika ditanya pun, solois asal Surakarta, Jawa Tengah, 52 tahun silam ini pun mungkin sudah lupa. Secara, sejak tahun 1980, Lord Didi – begitu sapaannya kini – udah memulai karirnya di industri musik tanah air.
Namun kali ini jelas terasa berbeda. Karena pemilik nama lahir Dionisius Prasetyo ini, popularitasnya tengah menjadi buah bibir penikmat musik nusantara. Gak hanya penikmat musik yang seangkatan dengan Lord Didi, tapi juga kaum milenial.
Dan kaum milenial ini pula yang akhirnya membuat popularitas Lord Didi semakin ‘wangi’. Hingga akhirnya, sebutan sobat ambyar menjelma menjadi dukungan kuat, yang bikin konser-konser Didi Kempot selalu meriah dan menembus titik-titik venue yang langka mendengungkan musikalitas campursari.
Dan salah satu kawasan bisnis paling mentereng di Selatan Jakarta, ditaklukan Lord Didi pada hari Jum’at (20/9) lalu . Penikmat yang identik dengan tampilan necisnya, ‘wangi’ dan selektif dengan pilihan musiknya, dibuat ambyar dalam durasi kurang lebih 2 jam!
Live Space, Lot 8, SCBD, berubah menjadi venue para pemilik hati yang sedang galau. Saking gak sabarnya untuk segera menggalau berjamaah, Feel Koplo sebagai penampil awal ‘diusir’ untuk menyudahi aksinya lebih cepat. Padahal, duo DJ Koplo asal Bandung ini tengah hits dikalangan milenial. Gak pengaruh rupanya. Sobat ambyar ingin menu utama, Lord Didi ada didepan mata.
Dan memang sudah ‘konangan’ (ketahuan), bakal kayak apa euforia-nya ketika Lord Didi muncul dipanggung pukul 8 malam. Baru memulai nomor Sewu Kutho, 2500 sobat ambyar langsung bikin koor massal.
“Luar biasa. Ternyata anak muda Jakarta masih sangat mencintai budaya tradisional Indonesia,” sapa Didi Kempot dari atas panggung.
Pun begitu gak berbeda saat Lord Didi membawakan nomor, Layang Kangen, Banyu Langit, Kalung Emas juga Cidro. Koor sobat ambyar membuat suara Lord Didi sampai gak terdengar. Sampai-sampai, Sisca JKT48 yang diajak berkolaborasi di lagu Suke Tekhi serta Cita Citata di lagu Stasiun Balapan gak menyisakan kesan. Bahkan kualitas sound yang gak sampai penonton dibelakang pun gak mempengaruhi itu semua. “Wis nyanyi bareng ae lah,” sembur salah seorang penonton dibagian belakang.
Puncak dari hajatan Konangan Concert yang dipromotori Highway Live ketika Pamer Bojo (cendol dawet) menjadi senjata pamungkas Lord Didi. Gak sampe satu bait lirik dibawakan, sobat ambyar udah kembali bikin seisi Live Space menggema. Dari awal hingga sampai bubaran itu lagu terus dinyanyikan. Yes, bubaran dalam arti sebenarnya. Penonton menyanyikannya hingga keluar venue. Luar biasa…(Ryka / foto : highway live, ryka)