Sederet musisi lintas genre dan generasi Tanah Air akan berdiskusi membahas berbagai isu di dunia musik serta isu prioritas yang menjadi fokus pembahasan Presidensi G20. Kegiatan bertajuk ‘StarsTalk’ ini merupakan pre event pertama dari rangkaian event Music20 (M20), yang menjadi bagian dari event Presidensi G20. Sebagaimana diketahui, Indonesia tahun ini menjadi Ketua dan tuan rumah forum internasional Presidensi G20, yang fokus pada koordinasi kebijakan di bidang ekonomi dan pembangunan.
Ketua Komite Pelaksana Music20 Tantowi Yahya menjelaskan, rangkaian acara M20 terdiri dari tiga kegiatan. Pertama, seminar pre event ‘StarsTalk’ yang diadakan tanggal 30 September 2022 yang berlangsung secara virtual dan bisa diikuti oleh semua lapisan masyarakat melalui youtube live stream CNN Indonesia.
Starstalks akan membahas isu prioritas dari G20 melalui musik, mulai dari hak intelektual, keberlangsungan industri musik yang adil dan inklusif, transformasi digital berkelanjutan dalam industri musik, hingga konser ramah lingkungan dan kesejahteraan pekerja kreatif. Sejumlah musisi kenamaan Tanah Air akan terlibat, antara lain Anggun C. Sasmi, Iwan Fals, Tulus, Yura Yunita, Irfan Aulia, Addie MS hingga Jovial Da Lopez.
Pre event kedua akan berlangsung pada 14 Oktober 2022, yang merupakan konferensi pertama dari perwakilan negara-negara G20 dan sembilan negara undangan. Konferensi pre event kedua ini, para musisi termasuk komunitas music akan membahas kekuatan musik sebagai platform untuk mendorong perdamaian, perubahan iklim, dan transisi energi yang adil.
“Puncaknya adalah M20 Summit pada 31 Oktober 2022. Kegiatan ini bakal diikuti oleh perwakilan negara-negara G20 yang hadir di KTT. Produknya adalah pernyataan bersama mengenai isu-isu prioritas yang jadi sorotan,” kata Tantowi.
Tantowi menambahkan, inklusifitas dalam musik di era streaming saat ini, memiliki dua sisi mata pisau yang berbeda. Era ini memudahkan musisi generasi muda mengekspresikan karya dengan lebih mudah di sosial media secara instan. Namun, kesejahteraan para musisi semakin tidak terperhatikan dan bias karena persaingan yang begitu luas. “Inilah yang melatarbelakangi hadirnya Music20. Kami mendorong transformasi digital di industri musik yang adil dan inklusif,” ujarnya.
Anggun C. Sasmi, musisi yang ambil bagian dalam M20 menambahkan, di era digital saat ini musisi membutuhkan keadilan dan transparasi dari platform penyedia layanan streaming seperti Youtube. Platform streaming bisa membuat agreement dengan pihak iklan atau sponsor.
“Namun kami sebagai seniman tidak pernah tahu dan tidak memiliki akses untuk mengetahui berapa pendapatan sebenarnya yang diperoleh platform streaming dari sponsor. Yang jelas pendapatan si artis sangat kecil. Di sinilah dibutuhkan adanya fairness dan mekanisme yang saling menguntungkan sehingga musisi bisa terus berkarya,” kata Anggun.
Mengenai isu-isu global, seperti perubahan iklim, musisi Iwan Fals menekankan pentingnya konsistensi antara kata dan perbuatan. Musisi bisa ikut menyuarakan pentingnya menjaga kelestarian alam dan lingkungan lewat karya-karyanya. “Karya kita bisa mempengaruhi orang lain, tapi itu tidak cukup. Kepedulian kita juga harus diterapkan dalam keseharian. Ini tugas kita semua,” tambahnya.
M20 Summit akan diadakan secara hybrid (offline dan online) di TMII Jakarta. Dalam kesempatan itu juga bakal digelar sebuah pertunjukan musik kolaboratif yang menampilkan musisi-musisi lintas genre dan generasi. Para musisi akan menyuarakan empat isu utama yang menjadi agenda pembahasan Presidensi G20, yaitu arsitektur kesehatan global, transisi energi, transformasi ekonomi digital, dan krisis pangan, untuk diperjuangkan bersama.
Sementara itu, event Presidensi G20 Indonesia sendiri puncaknya akan digelar di Bali pada pertengahan November 2022. (teks: Nugy, foto:dok.ist)