Di antara sederet musisi muda, Syahravi Dewanda atau yang lebih akarab disapa Syahravi rupanya cukup intens dalam merilis karya. Kendati masih muda, dirinya hadir di ranah musik negeri tidak hanya sebagai penyanyi melainkan juga menjadi penulis lagu , produser dan gitaris. Bahkan kemampuannya memetik senar gitar sangat terpengaruh oleh gitaris blues rock legendaris Stevie Ray vaughan dan John Mayer. Itu bisa dirasakan dalam setiap karyanya. Syahravi juga menyukai musikalitas dari LANY, LAUV, dan Tomisch.
Perkenalan Syahravi pada penikmat music ditandai dengan satu mini album berjudul “KITA” pada tahun 2015. Sebuah debut album berisienam buah lagu yang sangat menarik dan diproduseri produksi Tohpati, maestro gitar Indonesia yang juga ternyata adalah mentor gitarnya.
Tampaknya kemampuan bermusik Syahravi semakin berkembang dan pada tahun 2019 dirinya membulatkan tekat untuk mulai memproduksi lagu-lagu nya sendiri, diawali dengan di rilisnya “I.T.Y”. Pada single ini Syahravi melakukan segala proses produksinya sendirian. Mulai dari aransemen, pemilihan “sound”, rekam vocal dan instrumen hingga finalisasi hasil materi dilakukannya sendiri. Hanya, untuk urusan mixing dan mastering yang tidak dikerjakannya, melainkan dipercayakan kepada salah satu rumah produksi di Indonesia dan London, Inggris.
Seiring berjalan nya waktu, Syahravi telah berkolaborasi dengan berbagai artis termasuk merilis “Can’t It Be Me?” bersama Tuantigabelas, “You, You, You” bersama Amanda Caesa dan “CLOSER” bersama Uap Widya. Syahravi juga menjadi produser musik untuk rilisan terbaru Amanda Caesa yang berjudul “Don’t Play”.
Pada Pertengahan 2024 ini, Syahravi merilis album studio ketiganya yang berjudul “Lovecycle”. Sebuah perjalanan yang menyentuh hati melalui suka dan duka cinta, album studio ketiga Syahravi.
“Album ini adalah campuran emosi, pengalaman, dan melodi, yang menangkap esensi cinta dalam segala kompleksitasnya. Album ini harus didengarkan dalam urutan kronologis untuk mendapatkan pengalaman penuh. “Meskipun ditulis berdasarkan pengalaman pribadi saya dan setiap orang memiliki kisah pribadinya masing-masing, saya percaya bahwa setiap orang berada dalam siklus yang kurang lebih sama dalam menemukan dan merasakan cinta”, beber Syahravi.
Dari euforia awal yang baru hingga rasa sakit karena patah hati, setiap lagu merangkum fase berbeda dari perjalanan cinta, membentuk narasi yang kohesif dan mendalam.
“Aku berharap tulisa-tulisan ini membawa kebahagiaan, menemanimu melewati kesedihan & menemanimu dalam segala hal yang kamu rasakan. karena segala sesuatu yang Anda rasakan adalah bagian dari menjadi manusia”, pungkas Syahravi. (teks: bel, foto ;dok .ist)