Widya Siregar Sajikan Soul Filosofis di Album ‘Journey of a Soul’

Album berjudul Journey of a Soul yang dirangkai oleh Widya Siregar bisa jadi salah satu mimpinya yang terjawab. Layaknya memiliki tambatan hati yang baru, perjalanan panjang yang sudah diarunginya dalam hidup, seakan menepi sejenak. Tentunya, untuk menikmati deretan komposisi menawan dalam proyek musikal pertamanya.

Journey of a Soul bisa dibilang sebuah album yang menceritakan banyak hal tentang cinta baik itu suka dan duka. Kecintaan pada sesama manusia, kecintaan terhadap apa yang diyakininya, hingga kecintaan akan sebuah keindahan yang muncul dalam setiap bait cerita kehidupannya.

“Dalam penciptaan karya seni, sebagai pencipta saya ingin bebas berekspresi dan berimprovisasi. Journey of a Soul secara filosofis adalah seorang manusia mempunyai suatu perjalanan hidup, yang secara realita ada kesedihan dan ada kegembiraan. Album ini bisa dibilang gambaran kehidupan yang dalam dunia nyata terdiri dari kesedihan maupun kegembiraan,” ungkap Widya melalui keterangan resminya.

Mengedepankan nomor berjudul Dark Shadow, perempuan kelahiran Jakarta ini mencoba mencurahkan isi hatinya dengan menciptakan suatu lagu mengenai perpisahan sepasang kekasih yang disebabkan karena situasi dan kondisi tertentu, hingga tidak mungkin untuk bersama kembali.

Kekasih yang pergi tak kembali meninggalkan kenangan indah namun kepergiannya membuat kepedihan yang mendalam di hati pasangan yang ditinggalkan, sehingga kekasih yang pergi itu bagaikan sebuah bayang-bayang gelap (Dark Shadow), bayang-bayang kenangan yang membuat kepedihan mendalam di hati.

“Saya menghadirkan lagu-lagu di album ini dalam bahasa asing, bukan berarti nggak suka bahasa Indonesia. Saya melihat bahasa-bahasa asing yang dihadirkan di album ini sebagai eksistensi manusia yang diciptakan Tuhan untuk hidup berbangsa dengan berbagai bahasa,” jelas penyanyi yang mengidolai Julio Iglesias ini.

Album Journey of a Soul dirancang Widya Siregar bersama keyboardist Jazz, Fusion Stuff, Krishna Siregar sebagai arranger musiknya. Dan dalam prosesnya, sejumlah musisi ikut andil dalam memuluskan komposisi album yang berisikan 8 track ini. Diantaranya, Damez Nababan (brass section), Jeane Phialsa (drum), Kadek Rihardika (rhythm section), Michael Pentury (vokal) dan Nobel Anakotta (vokal).

Dengan hadirnya album Journey of a Soul, sebagai musisi pendatang baru, Widya Siregar berharap bahwa musik yang dihadirkannya bisa menjadi soundtrack kehidupan banyak penikmat musik di manapun berada.

“Saya berharap dengan dirilisnya album ini khasanah musik di Indonesia akan lebih beragam dengan musik berbagai nuansa, bahasa, dan irama, baik itu latin, eropa, hingga barat. Tentunya juga berharap lewat album ini, dapat memberi sudut pandang bagi seluruh masyarakat di Indonesia mengenai musik-musik dengan nuansa, bahasa, dan irama yang lain dari yang selama ini lebih sering dinikmati oleh masyarakat Indonesia,” tutupnya. (mycroft / foto : dok.widya music)

Related Article

Latepost

Event Highlights