Apabila menyebut kata Tmago, mungkin publik akan segera teringat akan konsol permainan dari yang booming di era 90an yaitu Tamagotchi. Tapi sebenarnya Tmago (dalam bahasa Jepang berarti telur) adalah nama band baru asal Jakarta yang telah menjejakkan kariernya di belantika musik Indonesia. Dan secara kebetulan juga musik yang mereka bawakan sepintas akan mengingatkan kita pada suasana musik Indie 90an yang dimainkan band Pure Saturday, Waitingroom hingga band bernama Rumah Sakit. Kendati demikan, mereka merasa tidak mengekor pada band-band pelopor indie 90an tersebut dan mengklaim berkiblat pada musik kekinian.
Adalah 5 anak muda yang masih duduk di bangku SMA yaitu Aqraa (vokal dan gitar), Kresna (gitar), Darrel (bass), Andi (keyboard) dan Joe (drum), dengan rasa optimis yang tinggi dan dengan segala kesiapannya terjun ke industri musik nasional lewat album EP bertajuk Lemon Beach dan memasang lagu “What Am I?”sebagai single pertamanya.
Salah satu amunisi yang menjadikan mereka cukup berani bertarung dan mencoba memberikan suatu yang lain adalah penggunaan bahasa Inggris di kedelapan lagunya.
“Kami ingin kehadiran Tmago di sini bisa memberikan sesuatu yang berbeda dan bisa diterima oleh penikmat musik dikalangan anak sekolah terutama di kota-kota besar ,”ujar Aqraa saat jumpa pers Tmago Band, di Melody Music Bar & Café, Kemang, Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu.
Penggunaan bahasa Inggris dikalangan anak sekolah terutama anak SMA dan generasi Millenials bisa jadi adalah sesuatu yang bergengsi dan sebagai bahasa komunikasi pergaulan bernada intelek dan mempunyai efek untuk menuai pujian. Sehingga dengan lirik berbahasa yang sama dengan bahasa pergaulan anak millenials, Tmago menjadi mudah dikenal.
“Kami merasa lebih nyaman bernyanyi dalam bahasa Inggris. Selain itu dengan lirik berbahasa Inggris ini harapan kami bisa lebih mudah diterima di kalangan millenials, sekaligus memudahkan untuk go Internasional,” Imbuh Kresna.
Apapun langkah yang ditempuh Tmago band akan dianggap terasa janggal untuk sebuah band baru atau bahkan menjadi cara yang benar. Karena hanya waktu yang akan membuktikan apakah band ini akan menjadi besar dan bisa go internasional atau menjadi telur yang tidak menetas. Jadi mari kita tunggu saja. (teks: bell/foto: ryan)