Band rock legendaris Powerslaves melanjutkan kampanye penyelamatan karya-karya lama mereka. Yang terkini adalah lagu Jika Kau Mengerti, dimana produk aslinya duduk manis di album ke-4 yang berjudul Powerslaves (2001).
Lagu yang ditulis oleh Heidy Ibrahim ini bercerita tentang perpisahan yang terinspirasi dari kisah nyata kibordis Powerslaves di album “Powerslaves”. Proses rekaman lagu ini dilakukan di Royale Studio, Jakarta Selatan, proses editing-nya di KS Studio, sedangkan mixing dan mastering di Yogyakarta. Untuk isian gitar, kembali dimainkan oleh additional guitarist mereka, Ambang Christ.
Pembetot bas Powerslaves Anwar Fatahillah menjanjikan bahwa lagu Jika Kau Mengerti rilisan terkini akan jauh lebih nampol dan full power. Terutama divisi vokal, ada yang berbeda ketika mendengar output-nya.
“Versi sekarang ini jelas lebih full power, terutama dari teknik vokal Heydi Ibrahim di mana dia tidak lagi bernyanyi menggunakan falset seperti yang terdengar di album Powerlsaves. Dari segi keseluruhan sound (mixing dan mastering) juga lebih keluar roh rock-nya,” ungkap Anwar.
Selain output sound yang lebih bertenaga dan vokal yang lebih segar, suara-suara yang masuk pun lebih prima. Kendali kibord yang kini berpindah dari Edot ke Wiwix Soedarno terdengar lebih eksploratif.
“Yang membedakan versi orisinal dengan versi baru lebih ke sound meskipun basic-nya sama yaitu piano Hammond. Tapi, orkestrasinya sekarang saya buat lebih berasa live,” sambung Wiwiex.
Band yang digawangi oleh Heydi Ibrahim (vokal), Anwar Fatahillah (bass), Wiwiex Soedarno (kibor), dan Agung Yudha (drum) menyadari, merilis ulang karya lama akan menimbulkan reaksi dari kalangan penggemar. Namun dikarenakan data master dari 5 album pertama Powerslaves dimiliki pihak label yang menaungi mereka saat itu, sehingga lagu-lagunya harus direkam ulang agar bisa diarsipkan di platform digital.
“Lagu baru sangat memungkinkan dibuat karena materi dasar sudah ada beberapa dan bukan hal yang sulit bagi Powerslaves untuk membuat sebuah karya. Kami tidak mati ide. Kalau mau menggali karya Powerslaves enggak akan ada habisnya. Bukannya sombong. Kami sudah digembleng di zaman analog,” tutup Anwar Fathillah. (ryka / foto : dok.Powerslaves)