Ketika seseorang memutuskan untuk bermusik, agar hasilnya maksimal udah seharusnya fokusnya di musik. Pun begitu ketika memilih untuk berkarir sesuai studinya, baiknya karir didahulukan untuk mendapatan segala cita-citanya. Namun sepertinya hal ini gak berlaku buat penyanyi debutan Diastika. Cewek kelahiran San Diego, Amerika, 24 tahun silam ini ingin menjalani keduanya secara bersamaan!
Padahal secara studi, Diastika jauh dari kata lumayan. Jebolan Institut Arsitektur California (2017) punya masa depan cerah. Sementara di skena musik lokal, langkahnya baru aja dimulai. Jejaknya di musik tercatat oleh dua ajang musik jazz, Jazz Goes To Campus dan Java Jazz. Namun semangat besarnya emang gak bisa dipungkiri. Meski terkendala jarak dan kesibukan, musik baginya udah menjadi bagian dalam hidupnya.
“Karir aku sebagai arsitek dan musik muncul secara. Aku ngerasa punya passion dikeduanya. Aku jalaninnya dengan senang hati. Sejujurnya, ada harmoninya antara arsitek dan musik. Aku mikir tentang lagu kayak ada struktur dan ada visualnya. Mikir soal arsitek, ya aku mikir ada iramanya dan lain-lain. Dan semua berjalan secara seimbang. Musik dan arsitek 50:50. Aku melihat banyak musisi yang bisa jalan dua karir. Ya karena itu, aku melihatnya yakin aja bisa jalan dua-duanya,” papar arsitek salah satu studio Warner Brothers (Amerika) dan Hotel Karma Kandara (Bali).
Gak heran kalo akhirnya, di sela-sela santainya sebelum keberangkatannya ke Amerika untuk menyelesaikan studi S2-nya di Harvard University, Diastika melepas album EP yang dikasih judul Live in Bandung. Album ini berisikan 3 single yang dihadirkan dalam 2 konsep musikal, live dan versi jazz. Yakni lagu Dreamer, Hasrat dan Under The Influence. Bermodalkan 3 lagu ini, meski nantinya akan sibuk di Amerika, dia tetap akan eksis dimusik dengan album EP ini.
Karena secara bisnis dan proses pembuatan materi anyar, baru bisa dilakukan pas lulus dari S2. Sementara untuk promosi materi musikalnya, hanya bisa dilakukan kala Diastika libur dari studinya. Namun manajemen telah melibatkan kakak kandung dari Tulus, Riri Moekthamar, untuk mendukung karir Diastika di musik.
“Saya percaya, ada masa depan untuk apapun. Seperti Dias. Saya memandang dias, tidak semata-mata dalam konteks musiknya dan lain-lain. Dalam definisi yang utuh, aspek musik akan bisa membantu aspek lain didalam dirinya bisa menjadi brand yang kuat. Dia punya prestasi masa depan yang baik. Dia penyanyi, pencipta lagu, dan arsitek. Dia akan sukses bisa maju kedepannya dengan tiga aspek itu,” tutup sosok sukses dibalik Tulus dan Yura Yunita ini. (teks & foto : Ryka)